Jakarta - Patrick Kluivert dan stafnya harus merancang strategi jitu untuk Timnas Indonesia saat menghadapi Arab Saudi dan Irak di putaran keempat Kualifikasi Piala 2026.
Babak krusial ini bakal jadi penentu bagi ketiga negara untuk lolos langsung ke Piala Dunia 2026 menyusul enam negara wakil Asia yang lebih dulu merebut tiket di putaran ketiga lalu.
Apalagi dari Grup B yang dihuni Arab Saudi, Timnas Indonesia, dan Irak hanya diambil dari yakni juara grup yang berhak terbang ke AS, Kanada, dan Meksiko tahun depan.
Bagi Timnas Indonesia fase ini sangat berat. Karena Jay Idzes dkk. harus tampil dua kali beruntun melawan Arab Saudi dan Irak pada 8 serta 11 Oktober mendatang.
Namun sebelum terompet perang ditiup, Gusnul Yakin punya ide menarik agar Timnas Indonesia tetap bertarung spartan di dua laga itu.
"Kita punya catatan bagus lawan Arab Saudi di babak ketiga lalu. Ini jadi modal psikologis kuat bagi pemain. Terutama pemain era Shin Tae-yong yang sukses menahan imbang dan mengalahkan Arab Saudi," katanya.
Pertahankan Skuat Favorit STY, Simpan Pemain Abroad
Maka ada baiknya bila Patrick Kluivert banyak menurunkan sebagian besar skuat warisan Shin Tae-yong saat meladeni The Green Falcons, julukan Arab Saudi.
"Minimal Patrick Kluivert mempertahankan 60 persen skuat STY. Terutama pemain dari Liga Indonesia. Lalu disisipkan dua atau tiga pemain yang belum pernah menghadapi Arab Saudi guna mengelabui tuan rumah," jelasnya.
Karena putaran keempat ini masuk kalender FIFA Matchday, sesuai regulasi maka pemain akan dilepas klub pemilik pada hari Senin, 6 Oktober.
"Jika dipasang mayoritas pemain dari Indonesia, saya kira mereka tak perlu adaptasi cuaca di Jeddah. Tapi mereka disiapkan dulu dalam TC di Tanah Air. Saya yakin trik ini bisa membuat Timnas Indonesia tampil ngotot," ujarnya.
Sementara sebagian besar pemain Timnas Indonesia yang berkarir di Eropa disiapkan untuk meladeni Irak di partai berikutnya.
"Trik kedua, pemain dari Eropa disimpan dulu agar mereka bisa adaptasi suhu sekitar. Dengan istirahat sekitar empat hari, diaspora Eropa itu akan bugar dan siap meladeni Irak," ucapnya.
Graham Arnold 'Buta' Kekuatan Diaspora Timnas Indonesia
Cara ini, lanjut pengamat sepak bola senior asal Malang ini, bisa mengejutkan Irak yang dalam dua tahun terakhir selalu mengalahkan Timnas Indonesia.
"Kekuatan baru diaspora ini belum banyak diketahui pelatih baru Irak, Graham Arnold, yang pernah menangani Australia saat tandang ke Indonesia lalu. Dengan mayoritas yang turun pemain Liga Eropa, maka kekuatan kita mengimbangi Irak yang juga banyak punya pemain berkarir di luar negeri," paparnya.
Dari data pemain Irak yang dipanggil Graham Arnold pada dua laga terakhir putaran ketiga periode Juni lalu tercatat ada 13 penggawa yang abroad.
"Ini akan jadi pertandingan seru bila kekuatan Timnas Indonesia dan Irak seimbang. Insyaallah kita malah berpeluang memperbaiki rekor di partai ini," tuturnya.