Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Cahya Supriadi Dinilai Layak Jadi Alternatif Gantikan Emil Audero di Timnas Indonesia pada R4 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Cahya Supriadi Dinilai Layak Jadi Alternatif Gantikan Emil Audero di Timnas Indonesia pada R4 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-09-29 14:30:03
Dilihat:9 Pujian
Pemain Timnas Indonesia U-23, Cahya Supriadi, saat menghadapi Timnas Korea Selatan U-23 pada laga terakhir Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2025 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur pada Selasa (9/9/2025) malam WIB. (Bola.com/Abdul Aziz)

Jakarta - Timnas Indonesia bakal mengalami krisis kiper jika Emil Audero positif absen karena cedera betis. Emil Audero dikabarkan mendadak cedera betis saat pemanasan sebelum Cremonese menghadapi Como 1907 di Serie A Italia, Sabtu (27/9/2025).

Andai Emil Audero resmi absen, maka praktis Patrick Kluivert tinggal menyisakan Maarten Paes dan Ernando Ari untuk mengawal gawang Timnas Indonesia melawan Arab Saudi dan Irak pada 8 dan 11 Oktober mendatang.

Kondisi Maarten Paes juga diragukan bisa tampil maksimal. Meski pria berusia 28 tahun ini telah dinyatakan pulih dari cedera hamstring, tapi dia belum dimainkan dalam tujuh pertandingan di pentas MLS bersama FC Dallas.

Spekulasi kiper yang saat ini berkiprah di Super League 2025/2026 pun muncul sebagai alternatif pengganti Emil Audero bila resmi absen.

Hermansyah, mantan kiper Timnas Indonesia era 1980-an menyebut nama Nadeo Argawinata layak dipanggil lagi.

"Sebelumnya Nadeo Argawinata selalu dipanggil Patrick Kluivert. Tak ada salahnya jika dia dipanggil lagi. Performanya bersama Borneo FC awal musim ini sangat bagus," kata Hermansyah.

 


Gusnul Yakin: Cahya Supriadi Layak Gantikan Emil Audero

Dalam enam pekan pertama, kiper kelahiran Wates, Kabupaten Kediri, ini hanya kebobolan tiga gol dan tiga kali clean sheet. Namun Gusnul Yakin cenderung memilih Cahya Supriadi menggantikan Emil Audero.

Kiper Timnas Indonesia U-23 ini juga enam kali mengawal gawang PSIM dengan kemasukan enam gol dan dua clean sheet. Cahya Supriadi dua kali dinobatkan sebagai pemain terbaik pada laga PSIM kontra Persib dan PSM.

Menurut pengamat sepak bola senior asal Malang ini penampilan Cahya Supriadi punya kelebihan dibandingkan Nadeo Argawinata.

"Cahya Supriadi lebih teruji daripada Nadeo Argawinata. Karena enam tim yang dihadapi klub-klub besar di Super League. Secara mental dia juga sangat siap," ujar Gusnul Yakin.

 


Jam Terbang Cahya Supriadi

Selebrasi pemain PSIM Yogyakarta, Cahya Supriadi saat timnya berhasil mecetak gol ke gawang Persebaya Surabaya pada BRI Super League 2025/2026 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (8/8/2025). (Bola.com/Abdul Aziz) 

Kiper muda kelahiran Karawang, Jabar, ini sudah merasakan tekanan berat melawan Persebaya, Arema FC, Persib, Borneo FC, Bali United, dan PSM. Cahya Supriadi meraih dua kemenangan atas Persebaya 0-1 dan Bali United 1-3.

Lajang berpostur 1,79 meter ini tiga kali imbang ketika menghadapi Arema FC dan Persib dengan skor identik 1-1, serta tanpa gol kontra PSM. DIA hanya sekali mengalami kekalahan lawan Borneo FC 1-3.

"Cahya Supriadi juga dilatih Sjoerd Woudenberg di Timnas Indonesia U-23. Jadi pelatih kiper tersebut tahu kemampuan Cahya Supriadi. Tapi Patrick Kluivert harus menyiapkan empat kiper sebagai antisipasi di putaran keempat nanti," tuturnya. 

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}