
Jakarta - Hukuman FIFA yang dijatuhkan kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia kini merembet ke berbagai penjuru. Setelah Indonesia yang dituduh jadi kambing hitam, kini perwakilan Vietnam di Komite Disiplin FIFA jadi sorotan.
Indonesia sempat terseret ke dalam pusaran kasus ini setelah unggahan Putra Mahkota Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim, mengunggah sejumlah foto di akun X, yang berisi tangkapan layar pemberitaan media-media di Negeri Jiran.
Salah satu yang menjadi perhatian publik ialah artikel situs SBWTF dengan judul “Hukuman kepada FAM bukti Dwistandard FIFA”. Artikel ini menyeret Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang dianggap ikut campur dalam sanksi yang dijatuhkan FIFA kepada Malaysia.
Sebelumnya, Tunku Ismail juga sempat membuat tudingan soal pihak asing yang mendorong FIFA menjatuhkan hukuman untuk Malaysia. Meskipun demikian, ia tak menyebut secara spesifik soal pihak asing yang dimaksud.
Petinggi Komite Disiplin FIFA

Sosok yang menyebabkan FIFA menjatuhkan sanksi kepada Malaysia ini memang masih menjadi salah satu isu yang paling banyak dibahas di Negeri Jiran. Media Malaysia, MakanBola, masih mempertanyakan pihak yang punya andil di balik hukuman ini.
“Pertanyaan yang lebih menarik sekarang bukan hanya tentang pelanggaran teknis yang diputuskan, tetapi juga tentang siapa yang berada di balik proses pengambilan keputusan tersebut,” tulis MakanBola.
“Komite Disiplin FIFA saat ini diketuai oleh Mohammed Al Kamali dari Uni Emirat Arab dan juga beranggotakan beberapa tokoh internasional, termasuk Bandar Al-Hamidani dari Arab Saudi,” lanjut media tersebut.
Petinggi Vietnam Terseret

MakanBola pun telah menelusuri siapa saja sosok pejabat yang kini bertugas untuk Komite Disiplin FIFA. Dari hasil temuannya, muncul perwakilan asal Vietnam, Nguyen Thi My Dung, yang punya potensi konflik kepentingan dalam mencuatnya kasus ini.
“Di antara pendukung lokal, nama yang paling menarik perhatian adalah Nguyen Thi My Dung dari Vietnam. Ia adalah seorang pengacara berpengalaman yang pernah bertugas di Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) dan badan hukum olahraga di tingkat Asia,” tulisnya.
“Kehadirannya di komite disiplin FIFA dianggap sebagai pengakuan bagi para profesional hukum dari kawasan Asia Tenggara. Namun, dalam konteks Malaysia, hal ini menimbulkan potensi konflik kepentingan,” lanjut media itu.
Kualifikasi Piala Asia 2027
Munculnya keraguan soal potensi konflik kepentingan itu memang tidak dapat dihindari mengingat Timnas Malaysia dan Vietnam saat ini tengah bersaing satu grup pada Kualifikasi Piala Asia 2027.
“Apakah kehadiran perwakilan Vietnam ini berpotensi memengaruhi keputusan Malaysia yang diumumkan FIFA Jumat lalu? Secara resmi, jawabannya adalah tidak,” bunyi ulasan MakanBola.
“Setiap anggota komite terikat oleh prinsip integritas dan netralitas. Namun pertanyaannya tetap ada, terutama karena Vietnam juga merupakan lawan Malaysia di Kualifikasi Piala Asia 2027,” lanjut mereka.